Breakdown of Kopi ini kurang manis, jadi saya menambahkan gula.
Questions & Answers about Kopi ini kurang manis, jadi saya menambahkan gula.
- Kurang manis = not sweet enough (it has some sweetness, but less than desired).
- Tidak manis = not sweet (it’s plain/unsweet).
Use kurang when you want more of a quality, not to negate it entirely.
Use terlalu manis (“too sweet”).
Pattern: terlalu + adjective vs kurang + adjective.
Jadi means “so/therefore,” introducing a result. Alternatives:
- Makanya (colloquial): “that’s why.”
- Sehingga (more formal): “so that/as a result.”
Example: Kopi ini kurang manis, sehingga saya menambahkan gula.
Yes: Karena kopi ini kurang manis, saya menambahkan gula.
Note: Avoid the redundant pattern karena … jadi … in careful writing, though you may hear it in casual speech.
- Kopi ini = “this coffee” (demonstrative placed after the noun, the usual way to say “this/that [noun]”).
- Ini kopi = “this is coffee” (equational sentence).
So use kopi ini to refer to a specific cup in front of you.
Yes. Kopinya (with -nya) often means “the coffee” in context (the one we’re both aware of).
Nuance: kopi ini is deictic (“this coffee here”); kopinya is definite/known (“the coffee [we mean]”).
- Menambah: to add/increase (general).
- Menambahkan: to add something to something (often clearer/transitive/causative nuance).
- Tambahkan: imperative form (“Add …!”).
In your sentence, menambahkan gula is natural; menambah gula also works. For a request, use Tambahkan gula, ya.
- Saya menambahkan gula ke dalam kopi (ini).
- Saya menambahkan gula pada kopi (ini). (more formal)
Often Indonesians omit the destination if it’s obvious: Saya menambahkan gula.
Indonesian doesn’t mark tense by default. It can mean past, present, or near future depending on context. Add markers if needed:
- Past/completed: sudah, tadi, barusan (e.g., Saya sudah menambahkan gula.)
- Progressive: sedang (e.g., Saya sedang menambahkan gula.)
- Future: akan (e.g., Saya akan menambahkan gula.)
Better keep the subject. Without it, the clause sounds incomplete. Natural options:
- … jadi saya menambahkan gula.
- … jadi saya tambah gula.
- … jadi gula saya tambahkan. (topicalizing “sugar”)
- Passive with di-: Gula ditambahkan (ke dalam kopi).
- Passive with agent: Gula ditambahkan oleh saya. (formal; everyday speech prefers other options)
- Topicalized active: Gulanya saya tambahkan. (very common and natural)
Neutral: menambahkan/menambah.
Casual: tambah (no prefix), e.g., Kopi ini kurang manis, jadi saya tambah gula.
Very colloquial (Jakarta): nambahin (e.g., gua nambahin gula).
- kopi: KO-pi (open “o” like “coffee” without the diphthong)
- ini: EE-nee
- kurang: KOO-rang (final ng as in “sing”)
- manis: MA-nees
- jadi: JAH-dee (j as in English “jam”)
- menambahkan: mə-NAHM-bah-kan (plain “g” in gula)
- gula: GOO-lah
Yes:
- saya: neutral/formal (safe default).
- aku: informal, friendly.
- gue/gua: colloquial Jakarta. Pick based on context: … jadi aku tambah gula (informal), … jadi saya menambahkan gula (neutral).