Jika barang rusak, toko memberi pengembalian uang sesuai kebijakan.

Elon.io is an online learning platform
We have an entire course teaching Indonesian grammar and vocabulary.

Start learning Indonesian now

Questions & Answers about Jika barang rusak, toko memberi pengembalian uang sesuai kebijakan.

What’s the difference between jika, kalau, and apabila? Are they interchangeable?

All three introduce a conditional (“if”), but they differ in register.

  • jika: neutral-formal; good for written notices and policies.
  • apabila: formal, slightly more official than jika.
  • kalau: neutral-informal; very common in speech and casual writing. Colloquial spelling: kalo. In a policy sentence like this, prefer jika or apabila. Example: Jika/Apabila barang rusak, …
Does barang mean one item or multiple items here?

Indonesian doesn’t mark plural by default, so barang can mean “item” or “goods” depending on context.

  • To make it clearly singular/definite: barangnya (“the item”) or barang itu.
  • To emphasize plural: barang-barang or a quantifier like semua barang. In a store policy, barang is often generic (“the item(s)”).
Why is there no “is” (like “adalah”) before rusak?

Indonesian doesn’t use a copula before adjectives/stative verbs. Rusak functions as the predicate. So:

  • Natural: barang rusak / barangnya rusak
  • Unnatural: barang adalah rusak Use adalah when equating two nouns, e.g., Ini adalah kebijakan toko (“This is the store’s policy”).
Is there a difference between barang rusak and barangnya rusak?

Yes.

  • barang rusak can be read as a clause (“the item is damaged”) or as a noun phrase (“damaged goods”), depending on context.
  • barangnya rusak is clearly clausal and definite: “the item is damaged.” If you want zero ambiguity in a policy about a purchased item, jika barangnya rusak or jika barang yang dibeli rusak is very clear.
Is toko memberi pengembalian uang the most natural way to say “the store gives a refund”?

It’s grammatical, but other options sound more idiomatic:

  • toko mengembalikan uang (“the store refunds the money”) — simple and natural.
  • toko memberikan pengembalian dana — formal/official tone; many businesses prefer dana in policy language.
  • Marketing phrase: garansi uang kembali (“money-back guarantee”). All are acceptable; for policy text, mengembalikan (dana/uang) or memberikan pengembalian dana is common.
What’s the difference between memberi and memberikan here?

Both mean “to give,” but:

  • memberi can take a recipient directly: toko memberi Anda pengembalian dana.
  • memberikan typically pairs with kepada for the recipient and often sounds more formal: toko memberikan pengembalian dana kepada Anda. In policy language, memberikan often feels slightly more official than memberi. Semantically, there’s little difference here.
What’s the difference between pengembalian uang, uang kembali, and uang kembalian?
  • pengembalian uang/dana: “a refund” (standard policy term).
  • uang kembali: literally “money back,” common in phrases like garansi uang kembali (money-back guarantee).
  • uang kembalian: “change” (the money you get back after paying cash). Don’t use this for refunds.
Does sesuai kebijakan need dengan (i.e., sesuai dengan kebijakan)?

Both are correct:

  • sesuai kebijakan and sesuai dengan kebijakan mean “in accordance with the policy.” Adding dengan is slightly more formal/explicit. Alternatives:
  • menurut kebijakan (“according to the policy”) — more like citing a source/authority.
  • berdasarkan kebijakan (“based on the policy”) — common in formal writing. Specifying whose policy helps: sesuai kebijakan toko/kami.
Can I move sesuai kebijakan elsewhere in the sentence?

Yes. Word order is flexible for adverbial phrases:

  • Jika barang rusak, toko (akan) mengembalikan uang sesuai kebijakan.
  • Jika barang rusak, sesuai kebijakan, toko (akan) mengembalikan uang.
  • Sesuai kebijakan, jika barang rusak, toko (akan) mengembalikan uang. (very formal) Commas help readability but don’t change the core meaning.
Should I add akan to show “will” (future)?

You can. Indonesian doesn’t require tense marking, but akan makes the future intent explicit and formal:

  • Jika barang rusak, toko akan mengembalikan uang… Both with and without akan are correct; policies often include it.
Would a passive version sound more formal?

Often yes. Passive shifts focus to the action/result:

  • Pengembalian dana akan diberikan sesuai kebijakan (toko).
  • Dana Anda akan dikembalikan sesuai kebijakan kami. These read very naturally in official policy text.
Can I use maka after jika?

Yes. Jika …, maka … is a classic formal pattern. Example:

  • Jika barang rusak, maka toko akan mengembalikan dana sesuai kebijakan. In everyday writing, many people omit maka.
Is there a nuance between rusak and cacat?

Yes:

  • rusak: damaged/broken (e.g., after shipping or use).
  • cacat: defective (manufacturing fault); often in cacat pabrik or cacat produksi. Policies often cover both: barang rusak/cacat. For specific damage types: pecah (shattered), retak (cracked), tergores (scratched).
How would you rewrite the whole sentence to sound like real-world policy language?

Here are natural variants:

  • Formal: Apabila barang rusak/cacat, pengembalian dana akan diberikan sesuai kebijakan kami.
  • Neutral and specific: Jika barangnya rusak, kami akan mengembalikan dana sesuai kebijakan toko.
  • Passive, very official: Pengembalian dana akan diproses sesuai kebijakan toko jika barang terbukti rusak.